09/10/2012


Ada suara lain
dalam rahimmu sedingin salju


apakah malam
masih hinggap di bibirmu,
oktober lalu kita bertemu
lenganku melingkar di pinggulmu padat madu
ada cahaya bulan dan awan berwarna abu-abu
molekul aroma bunga mawar lalu lalang ke dalam paru-paru
sarang batu yang kau tunggu kini berselimut embun susu

di hulu sungai tanah kelahiranmu, di atas bukit emas tanpa sepuh
kau dan aku menambang janji, puisi bertema ranting dan guguran daun mati
akan terbakar sendiri,
maka patahlah pedang api yang menebas taman bunga teratai di pekarangan belakang rumah peradabanmu
dan cahaya hijau matahari yang akan kau ceritakan baluri seluruh kulitku,
meresap, kukecap serap hingga ke dalam daging
dan sumsum tulang-tulang pedati

meski kau tidak meng-angan-kan apa-apa di negeri ini
suara kalimah dalam rumah cahaya telah menceritrakan bara beku revolusi ke dalam hatimu,
seorang ratu yang menyusui metafora zaman dan waktu
akan lahir dari rahimmu yang sedingin salju,
tanpa almenak jiwa-jiwa yang merindukannya akan segera berbiak

(Erwinsayah dini hari 09/10/2012)

0 komentar:

Posting Komentar