Rasionalisasi Dendam dan Kenangan


Untuk apa kau perlu menahan dera cemburu di dalam dada,
bila aku nyatanya telah gagal mendekor janur kuning
di depan gerbang jalan menuju rumahmu
cinta telah lama menjadi prasangka atau kegagalan kita pak-turut
bermuka dua dihadapan penghulu dan sanak saudara

Buat apa kau perlu menahan siksa
diam dalam kamar rumah se-puntung bara,
membaca buku harian mantan pengacara, 
menyesali warna dan gaya tulisan, 
atau tanda baca yang terlampau berlebihan
setelahnya lalu kau tutupi hari dengan selimut 
yang bergambar kepala ular kembar

perpisahan adalah kenangan yang wajar
mengajarkan arti sabar agar tak selalu tertangkap apa yang kau kejar
layaknya musim yang gemar memainkan suasana kepada semak dan belukar
atau matahari yang tekun terbit dan tenggelam dalam liputan waktu

ia pun selalu nampak cerah dalam harapan musim dan cuaca 
meski ia hanya diam namun ia tidak seperti menunggu 
dan ia pergi namun tak meresa dikejar, 
kenangan akan bergegas ke rahim sejarah yang ramah atau samar
menimang ingatan cinta yang telah berlalu pada janji 

0 komentar:

Posting Komentar