yang ingin mengusai hatimu, kalau bukan aku yang akan
menyayangimu lalu siapa yang mau menghayati nafasmu
tak akan kurubah niatku, mengangankanmu untuk menjadi ratu
yang mengusai sungai mengalir lebat di kampungku
sebab disanalah tempat berbiak ikan-ikan penunggu lubuk
jangan kau ibaratkan aku berjanji bagai purnama yang kau tungu
tak perlu kau ragukan kalimat-kalimatku bagai rumus matematika
atau teori ilmu sosial. Cinta'' bagaimana aku tak mimintanya darimu
hati digenangi rindu magma gunung berapi
aku menundukkan kepala hatiku dengan pengharapan yang
membentang laut dan sabana dengan hewan-hewan pemangsa didalamnya
tidak akan padam, biar waktu pengikat nyawa menggantung jiwa
maut hanyalah kealfaan sekedar sembunyi dalam plasma cahaya,
kalau kau mau aku tak akan meminta wajahmu bermakeup dunia
temui aku dalam senyum yang telah kutinggalkan di huruf-huruf
pertama puisi yang kukirimkan untukmu,
aku mencatatnya dalam salinan putih yang tersimpan pada cahaya frekwensi setelah atom inti
dan kusiangi quanta, agar setiap tarian tubuhmu kusentuh bukan hanya
dalam keyakinanku yang hidup namun suara-suaramupun brmunculan kedalam tubuhku
kurasaka kau dan aku telah bersatu dalam mimpi yang bersyarat gravitasi
lalu apakah engkau masih ingin memuja sunyi alam nafsi yang mungkin kini masih kau miliki?
(Erwinsyah 01:18/22-09-2012)
0 komentar:
Posting Komentar