Hanya ENGKAU



Siapa yang paling tahu
segala daun gugur yang jatuh
Siapa yang paling mengerti
setiap butir air meresap mengalir
semut hitam yang berjalan diatas batu hitam ditegah malam tigapuluh
nafas, denyut, detik, gerak, bunyi, faham, ilmu, semesta dan sembunyi niat-niat
siapa yang lebih tahu, DIA dekatnya di dalam tak berjarak, nadimu bukan pikiran.
siapa yang lebih dekat, cahaya dalam cahaya penguasa penghabisan

metro subuh 05:31
24/09/2012
erwinsyah

Kau akan Membaca Suratku



kalau bukan aku yang mau mencintaimu lalu siapakah
yang ingin mengusai hatimu, kalau bukan aku yang akan
menyayangimu lalu siapa yang mau menghayati nafasmu
tak akan kurubah niatku, mengangankanmu untuk menjadi ratu
yang mengusai sungai mengalir lebat di kampungku
sebab disanalah tempat berbiak ikan-ikan penunggu lubuk

jangan kau ibaratkan aku berjanji bagai purnama yang kau tungu
tak perlu kau ragukan kalimat-kalimatku bagai rumus matematika
atau teori ilmu sosial. Cinta'' bagaimana aku tak mimintanya darimu
hati digenangi rindu magma gunung berapi
aku menundukkan kepala hatiku dengan pengharapan yang
membentang laut dan sabana dengan hewan-hewan pemangsa didalamnya

tidak akan padam, biar waktu pengikat nyawa menggantung jiwa
maut hanyalah kealfaan sekedar sembunyi dalam plasma cahaya,
kalau kau mau aku tak akan meminta wajahmu bermakeup dunia
temui aku dalam senyum yang telah kutinggalkan di huruf-huruf
pertama puisi yang kukirimkan untukmu,
aku mencatatnya dalam salinan putih yang tersimpan pada cahaya frekwensi setelah atom inti
dan kusiangi quanta, agar setiap tarian tubuhmu kusentuh bukan  hanya
dalam keyakinanku yang hidup namun suara-suaramupun brmunculan kedalam tubuhku
kurasaka kau dan aku telah bersatu dalam mimpi yang bersyarat gravitasi
lalu apakah engkau masih ingin memuja sunyi alam nafsi  yang mungkin kini masih kau miliki?

(Erwinsyah 01:18/22-09-2012)

Tanpa angin dan air mata langit

















Sebelum mawar mekar di halaman rumahmu
matahari usai berbiak menyelubung hari tanpa angin
dan air mata langit
bulan menanti gilir purnama di atas bubungan desa
seorang lelaki berdiri mencumbui sunyi
menggantung cemas ke dalam sangkaanmu
payung hitam menjauhkanmu dari hitam putih mimipi

dihalaman rumahmu, kau ingin menggantung taman bunga
babilonia berdebu tertulis dalam buku-buku
kupu-kupu melunturkan warna sayap di pesta setiap tahun baru
langit semakin kelabu sore mengumandangkan azan lalu membawa gerimis
awan-awan menjelma kedalam lamunan tanpa angin dan hanya airmata langit

SASTRA ITU ADALAH


Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak saja sampai kepada pengertian-pengertian lahiriah semata tapi berkembang pula pada pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah.
Sastra yang indah, bukanlah karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Tetapi Ia mampu pula dilihat secara keseluruhan: baik tema, amanat dan strukturnya.
Pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ciptasastra itu. Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah ciptasastra. Nilai-nilai itu adalah : Nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai yang bersifat konsepsionil. Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan sama sekali. Sesuatu yang estetis adalah sesuatu yang memiliki nilai-nilai moral. Tidak ada keindahan tanpa moral. Tapi apakah moral itu? Ia bukan hanya semacam sopan santun ataupun etiket belaka. Ia adalah nilai yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan. Tentang nilai-nilai yang baik dan buruk yang universil. Demikian juga tentang nilai-nilai yang bersifat konsepsionil itu. Dasarnya adalah juga nilai tentang keindahan yang sekaligus merangkum nilai tentang moral.
Nilai-nilai estetika kita jumpai tidak hanya dalam bentuk (struktur) ciptasastra tetapi juga dalam isinya (tema dan amanat) nya. Nilai moral akan terlihat dalam sikap terhadap apa yang akan diungkapkan dalam sebuah ciptasastra cara bagaimana pengungkapannya itu. Nilai konsepsi akan terlihat dalam pandangan pengarang secara keseluruhan terhadap masalah yang diungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakan.
Sebuah ciptasastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat (realitas-objektif). Akan tetapi ciptasastra bukanlah hanya pengungkapan realitas objektif itu saja. Di dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari sekedar realitas objektif. Ciptasastra bukanlah semata tiruan daripada alam (imitation of nature) atau tiruan daripada hidup (imitation of life) akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran tentang alam dan kehidupan itu (interpretation of life).
Sebuah ciptasatra mengungkapkan tentang masalah-masalah manusia dan kemanusian. Tentang makna hidup dan kehidupan. Ia melukiskan penderitaan-penderitaan manusia, perjuangannya, kasih sayang dan kebencian, nafsu dan segala yang dialami manusia. Dengan ciptasastra pengarang mau menampilkan nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung. Mau menafsirkan tentang makna hidup dan hakekat kehidupan.
Dapat saja sebuah ciptasastra menceritakan tentang kehidupan binatang, seperti misalnya karyasastra yang besar ‘Pancatanteran” atau “Hikayat Kalilah dan Daminah”, namun sebetulnya manusia. Jadi sesungguhnya karya tersebut tetap mengungkapkan kehidupan manusia akan tetapi ditulis perlambang-perlambang.
Sebuah ciptasasra yang baik, mengajak orang untuk merenungkan masalah-masalah hidup yang musykil. Mengajak orang untuk berkontemplasi, menyadarkan dan membebaskan dari segala belenggu-belenggu pikiran yang jahat dan keliru. Sebuah ciptasastra mengajak orang untuk mengasihi manusia lain. Bahwa nasib setiap manusia meskipun berbeda-beda namun mempunyai persamaan-persamaan umum, bahwa mereka ditakdirkan untuk hidup, sedang hidup bukanlah sesuatu yang gampang tapi penuh perjuangan dan ancaman-ancaman. Ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam (diri sendiri).
Bahwa kemanusiaan itu adalah satu, “ Mankind is one”, dan sama di mana-mana. Inilah yang diungkapkan dan ingin dikatakan kesusastraan. Alangkah besar dan luasnya, bukan?
Jika disimpulkan maka “kesusastraan” adalah merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Ada dua daya yang harus dimiliki oleh seorang pengarang. Yakni daya kreatif dan daya imajinatif. Daya kreatif adalah daya untuk memciptakan hal-hal yang baru dan asli. Manusia penuh dengan seribu satu kemungkinan tentang dirinya. Maka seorang pengarang berusaha memperlihatkan kemungkinan tersebut, memperlihatkan masalah-masalah manusia yang substil dan bervariasi dalam ciptasatra-ciptasatra yang ia tulis. Sedang daya imajinasi adalah kemampuan membayangkan dan mengkhayalkan serta menggambarkan sesuatu atau peristiwa-peristiwa. Seorang pengarang yang memiliki daya imajinasi yang kaya ialah apabila ia mampu memperlihatkan dan menggambarkan kemungkinan-kemungkinan kehidupan dan masalah-masalah serta pilihan-pilihan dari alternatif yang mungkin dihadapi manusia. Kedua daya itu akan menentukan berhasil tidaknya sebuah ciptasastra.
Proses Penciptaan Kesusastraan
Seorang pengarang berhadapan dengan suatu kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat (realitas objektif). Realitas objektif itu dapat berbentuk peristiwa-peristiwa, norma-norma (tata nilai), pandangan hidup dan lain-lain bentuk-bentuk realitas objektif itu. Ia ingin memberontak dan memprotes. Sebelum pemberontakan tersebut dilakukan (ditulis) ia telah memiliki suatu sikap terhadap realitas objektif itu. Setelah ada suatu sikap maka ia mencoba mengangankan suatu “realitas” baru sebagai pengganti realitas objektif yang sekarang ia tolak. Hal inilah yang kemudian ia ungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakannya. Ia mencoba mengutarakan sesuatu terhadap realitas objektif yang dia temukan. Ia ingin berpesan melalui ciptasastranya kepada orang lain tentang suatu yang ia anggap sebagai masalah manusia.
Ia berusaha merubah fakta-fakta yang faktual menjadi fakta-fakta yang imajinatif dan bahkan menjadi fakta-fakta yang artistik. Pesan-pesan justru disampaikan dalam nilai-nilai yang artistik tersebut. Ia tidak semata-mata pesan-pesan moral ataupun khotbah-khotbah tentang baik dan buruk akan tetapi menjadi pesan-pesan yang artistik. Pesan-pesan yang ditawarkan dalam keterpesonaan dan senandung.
Dalam kesusastraan Indonesia masalah itu dengan jelas dapat dilihat. Misalnya kenyataan-kenyataan yang ada sekitar tahun 20-an terutama dalam masyarakat Minangkabau ialah masalah : kawin paksa. Pengarang kita pada waktu itu punya suatu sikap dan tidak puas dengan realitas objektif itu. Sikap itu bersifat subjektif: bahwa ia tidak senang dan memprotes. Akan tetapi sikap itu juga bersifat intersubjektif karena sikap itu dirasakan pula sebagai aspirasi yang umum. Sikap-sikap subjektif dan intersubjektif itulah yang kemudian diungkapkan di dalam ciptasastra-ciptasasra.
Ciptasatra-ciptasastra tiu tidak saja lagi sebagai pernyataan dari sikap akan tetapi juga merupakan pernyataan dari ciri-ciri berhubung dengan realitas objektif tresebut. Diungkapkan dalam suatu transformasi (warna) yang artistik, sesuai dengan ukuran-ukuran (kriteria-kriteria) kesusastraan.
Karena itu sebuah ciptasastra selain merupakan pernyataan hati nurani pengarangnya, ia juga merupakan pengungkapan hati nurani masyarakatnya.
Di dalamnya terdapat sikap, visi (pandangan hidup), cita-cita dan konsepsi dari pengarangnya. Dari masalah kawin paksa misalnya dalam kesusastraan Indoneisa lahirlah ciptasastra-ciptasastra : “Siti Nurbaya” dari Marah Rusli, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” dari Hamka dan “Salah Asuhan” dari Abdul Muis (untuk menyebut beberapa ciptasastra- ciptasastra yang baik).
Sebuah ciptasastra merupakan kritik terhadap kenyataan-kenyataan yang berlaku. Atau seperti yang dikatakan Albert Camus (seorang pengarang dan filsuf Perancis yang pernah mendapat hadiah Nobel) merupakan pemberontakan terhadap realitas. Karyasastra Marah Rusli “Siti Nurbaya” merupakan kritik terhadap tata kehidupan masyarakat Minangkabau sekitar tahun 1920 – 1930. Demikian juga dengan “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” ataupun “Salah Asuhan”. “Layar Terkembang” karya Sutan Takdir Alisyahbana merupakan kritik terhadap kehidupan masyarakat Indonesia yang masih statis. Karya Idrus “Surabaya” juga adalah kritik terhadap ekses-ekses dan hal-hal yang negatif dari revolusi fisik. Demikian pula dengan sajak-sajak Khairil Anwar, kumpulan puisi Taufik Ismail ‘Benteng” dan “Tirani” atau juga novel Bambang Sularto “Domba-Domba Revolusi”.
Ciptasastra merupakan sintesa dari adanya tesa dan anti tesa. Tesa disini adalah kenyataan-kenyataan yang dihadapi. Antitesa adalah sikap-sikap yang bersifat subjektif dan intersubjektif. Sedangkan sintesa adalah hasil dari perlawanan antara tesa dengan antitesa itu. Bersifat idealis, imajinatif dan kreatif, berdasarkan cita-cita dan konsepsi pengarang.
Semuanya diungkapkan melalui bahasa sebagai media. Dengan demikian di dalam kesustraan ada beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan. Yaitu faktor-faktor : Persoalan yang diungkapkan, keindahan pengungkapan dan faktor bahasa atau kata. Dalam kesusastraan Indonesia, yang dimaksudkan adalah pengungkapan persoalan-persoalan dan nilai-nilai tentang hidup (manusia dan kemanusiaan), terutama persoalan-persoalan dan nilai-nilai lain yang berhubungan dengan bangsa Indonesia serta diungkapkan dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai media.
Bentuk-bentuk Kesusastraan
Ada beberapa bentuk kesusastraan :
  • Puisi
  • Cerita Rekaan (fiksi)
  • Essay dan Kritik
  • Drama
Apakah yang membedakan antara puisi dengan cerita rekaan? Perbedaan itu akan terlihat dalam proses pengungkapannya. Dalam puisi akan dijumpai dua proses yang disebut Proses konsentrasi dan proses intensifikasi. Proses konsentrasi yakni proses pemusatan terhadap suatu focus suasana dan masalah, sedang proses intensifikasi adalah proses m pendalaman terhadap suasana dan masalah tersebut. Unsur-unsur struktur puisi berusaha membantu tercapainya kedua proses itu. Inilah hakekat puisi, yang kurang terlihat dalam proses (cerita rekaan, esei dan kritik serta drama). Pada prosa, suasana yang lain atau masalah-masalah yang lain dapat saja muncul di luar suasana dan masalah pokok yang ingin diungkapkan seorang pengarang dalam ciptasastranya.
Cerita-cerita (fiksi) sering dibedakan atas tiga macam bentuk yakni : Cerita pendek (cerpen), novel, dan roman. Akan tetapi di dalam kesusastraan Amerika umpanya hanya dikenal istilah : cerpen (short story) dan novel. Istilah roman tidak ada. Yang kita maksud dengan “roman” dalam kesusastraan Amerika adalah juga “novel”.
Perbedaan antara ketiga bentuk cerita rekaan itu tidaklah hanya terletak pada panjang pendeknya cerita tersebut. Atau pada jumlah kata-katanya. Ada ukuran lain yang membedakannya. Cerita-pendek(cerpen) merupakan pengungkapan suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia. Daripada tidak dituntut terjadinya suatu perobahan nasib dari pelaku-pelakunya. Hanya suatu lintasan dari secercah kehidupan manusia, yang terjadi pada suatu kesatuan waktu.
Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dimana terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup antara para pelakunya. Beberapa contoh novel dalam kesusastraan Indonesia misalnya adalah “Belenggu” karya Armin Pane, “Kemarau” karya A.A. Navis, “Merahnya Merah” karya Iwan Simatupang.
Dalam “Belenggu” misalnya setelah terjadi konflik-konflik antara dr. Sukartono, Sumartini, Rokhayah, maka akhirnya terjadilah perubahan jalan hidup pada masing-masing pelaku novel tersebut. Begitu juga antara Sutan Duano dalam “kemarau” dengan anaknya setelah terjadi konflik-konflik kemudian diikuti pula dengan perubahan jalan nasib. Demikian pula dalam “Merahnya Merah”. Tokoh kita, Fifi dan Maria mengalami perubahan jalan nasib setelah terjadi konflik-konflik.
Roman merupakan bentuk kesusastraan yang menggambarkan kronik kehidupan yang lebih luas dari kehidupan manusia. Biasanya dilukiskan mulai dari masa kanak-kanak sampai menjadi dewasa, akhirnya meninggal. Sebagai contoh misalnya roman “Siti Nurbaya”, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” ataupun roman “Atheis” karya Akhdiat Kartamiharja.
Istilah roman bersalah dari kesusastraan Perancis. “Roman” adalah bahasa rakyat sehari-hari di negeri Perancis. Kemudian berkembang artinya menjadi cerita-cerita tentang pengalaman-pengalaman kaum ksatria dan cerita-cerita kehidupan yang jenaka, dari pedesaan. Sekarang pengertian roman telah menyangkut tentang kehidupan manusia pada umumnya.
Hakekat dari cerita rekaan ialah bercerita. Ada yang diceritakan dan ada yang menceritakan.
Bentuk ciptasatra yang lain adalah esei dan kritik. Esei adalah suatu karangan yang berisi tanggapan-tanggapan, komentar, pikiran-pikiran tentang suatu persoalan. Setiap esei bersifat subjektif, suatu pengucapan jiwa sendiri. Di dalam esei bila kita lihat pribadi dan pendirian pengarang. Pikiran-pikirannya, sikap-sikapnya, ciata-citanya dan keinginannya terhadap soal yang dibicarakannya. Atau terhadap hidup pada umumnya. Dalam esei tidak diperlukan adanya suatu konklusi (kesimpulan). Esei bersifat sugestif dan lebih banyak memperlihatkan alternatif-alternatif.
Berbeda dengan esei adalah studi. Ia merupakan suatu karangan sebuah ciptasastra. Suatu kritik juga bersifdat subjektif meskipun barangkali menggunakan term-term yang objektif. Kritik merupakan salah satu bentuk esei. Suatu kritik (sastra) yang baik juga harus lebih banyak memperlihatkan alternatif-alternatif daripada memberikan vonis. Beberapa penulis esei yang terkenal dalamf kesusastraan Indonesia adalah Gunawan Mohammad, Arief Budiman, Wiratmo Sukito, Sujatmoko, Buyung Saleh (Tokoh Lekra), Umar Khayam dan lain-lain. Sedang tokoh-tokoh kritikus yang terkenal antara lain adalah : H.B. Yassin, Prof. Dr. A. Teeuw, M.S. Hutagalung, J.U. Nasution, Boen Sri Umaryati, M. Saleh Saad, Umar Yunus dan lain-lain.
Bentuk kesusastraan yang lain adalah drama atau sandiwara (sandi = rahasia, Wara = pelajaran). Artinya pelajaran yang disampaikan secara rahasia. Drama atau sandiwara yang digolongkan ke dalam ciptasastra bukanlah drama atau sandiwara yang dimainkan (dipergelarkan) tetapi adalah cerita, atau naskah, atau reportoar yang akan dimainkan tersebut.
Hakekat drama adalah terjadinya suatu konflik. Baik konflik antara tokoh, ataupun konflik dalam persoalan maupun konflik dalam diri seorang tokoh. Konflik inilah nanti yang akan mendorong dialog dan menggerakkan action.
SUMBER: http://nesaci.com

Paling cantik



 











Diantara hari-harimu
boleh kau terkejut
melihat wajahku serupa tinja
diantara minggu-minggumu
boleh kau tatap mataku bagai sungai lumpur dingin
gunung ber-api,
diantara bulan-bulan mu dengarlah bualanku:

(kasih, rahasia yang dulu pernah kusimpan
adalah kubar kesepianmu pada belai laki-laki
menemukan vibrasi sayang hatiku berkarang
bagai kadal dengan lidahnya bercabang melacak molekul aroma
kau melata, tanpa sayap, lalu berpura-pura tak pernah bertemu bidadari

SOMPLAK












Suatu pagi ia fokus memandang sepasang mata kekasihnya
mungkin ia ingin masuk kedalam jiwa melalui gerbang mata
untuk memastikan apakah cintanya masih ada,
meski ia dipengaruhi oleh kecantikan wajah kekasih yang tak biasa
lama ia tatap sepasng mata kekasihnya dalam Photo itu
dua bulan sudah, dan ia tersentak, setelah tahu 

cinta yang dia titipkan kedalam hati kekasihnya telah lama rapuh somplak

Begadang

 












Dalam rahim waktu
malam tergenang
mencari selimut cahaya
buku dan matahari ku baca
adakah segelas kopi kental di venus
atau setengah bungkus rokok djisamsu
oh sunyi, kekasihku yang terjaga
temani aku menulis seribu surat kembang
untuk kuterbitkan di majalah hatinya
yang kini kau tahu belum memiliki wajah dan halaman

Meng-angan-kan seteguk susu















di atas dataran tinggi
gedung kayu yang kau ibaratkan pohon itu
adalah makam jasad waktu berkafan hujan
aku akan menandai perasasti tepi jarak antara kau dan aku
abad-abad tanpa polusi, tanpa korupsi tanpa muslihat agama lagi

kekasihku apakah kau akan menjadi penghuni pertama
menjadi ibu mata air anak sungai
mengaliri sawah sepasang mata pribumi
aku akan berhenti mempertanyakan siapa nama aslimu
pada samar kata-katamu dihadapan penghulu
pada matamu yang pura-pura tak menginginkan wajahku
pada rasa takut yang kecut bila keriput kulitmu

kekasihku, balaslah isi surat diatas sajadah
yang kukirim untukmu
keluarlah kau dari ruang tamu,  mataku sejak malam ini
hilang kedip tertuju kebalkon rumahmu
dan diatas sajdah yang sama aku telah berdoa mengadu
bak bayi yang menangis meng-angan kan seteguk susu

INSANG+2012=HOPE















part II                             Kepada: Westy B 

Akan ku kirimkan sajak yang mungkin tak perlu untukmu
Kau akan membaca kalimat-kalimat harap dan tunggu.
Umpama mata air hanyut ke-ribuan muara hingga tiba ke samudra, aku Membujuk hati di masa lalu yang hampir menepi
Embun dan cahaya bulan temanku menanak hari
Nama ku telah lama menutupi telinga hati.
Cintaku aroma air tawar melunasi dahaga waktu.
Impianku berlahan tumbuh menjelma segala rupa
Nun, kata dalam kalimat-kalimat yang akan kau baca melahirkan nyayian
Tanpa api meresap, kutulis kalimat yang bukan haya kumpulan kata
Aroma guguran bunga hanyut di sungai paling hulu 
kupendam tepat ke-dalam jantung pertama peta ilmu.
Irama kalimat telah mejelma lagu
Mungkin kata-kata itu adalah ketulusan yang telah lahir.
Usap kemarau dan hujan bilakah turun, malam mengenang fajar,
bunga-bunga akan segera mekar, kupu-kupu baru terbang belajar.

Narasi waktu bersamamu























Apakah waktu masih hinggap dibibirmu
april yang lalu lenganku melingkar dipinggangmu
ada cahaya bulan abu-abu,
embun lalu-lalalang ke-dalam paru-paru

burung-burung hari hinggap dan bersarang di rotasi pengembara
quata selalu ada tapi mata kita jumpa dan berpisah
aku telah beranjak dari kisah ke kisah dari wajah ke wajah
dari gelisah ke masa

tidakkah kau mencium aroma bunga penghormatanku
pada kecantikanmu yang sebentar lagi menjelma kembang tua
aku meraba rasa pertama keluguan cinta yang berbiak
dalam kerinduan jalang, di jantung namamu ku kenang


Denganmu dan secawan harap keabadian telah ku dekap






















Desis nafas malam ini adalah rekam langkah
paras wajahmu semanis melon
tertawan dalam protein silang harmonis
dalam saraf pikiran apakah kamu tahu?
setiap inci kehangatan yang ku raup
telah ku kirimkan ke nafasmu
adalah kebekuan antara keberanian dan cemas
ingatan kekanak-kanakan padamu,
dan kini di matamu akulah pangeran
mengendarai kuda bersayap
vegasus membelah awan dan angin.
cinta memburu serupa sungai yang tak surut.
mengalir ke tepian air terjun di gunung pohon ibarat
dan segala pra-syarat nampak dalam keheningan
denganmu dan secawan harap keabadian ku dekap

CELOTEH SI BEJAT DALAM KEBEJATAN

digodanya mereka oleh iblis dan syaiton dengan Puasa, itikaf, zakat, sodakoh
bahkan hari kemenangan!
yg semuanya diniatkan bukan karena ikhlas namun karena hingar bingar dunia berkedok hari kemenangan, yg seyogyanya tanpa ada sesuatu yg berlebih.
waw .... 
lagi2 syaiton tertawa dan para ahlu ibadah pun tanpa sadar bahwa mereka kecolongan. 
astagfirloh

minggu ini ku temukan sekelompok malaikat yang hidup di bumi
namun tak patuh, sebab kepatuhan tak lagi dpt menghidupi mereka, titik tnp koma
mansia yakin akan perhtngn amal tp msh disibukan dngn harta. mansia yakin akan kepstian mati tp masih saja nyaman dengan hidup dunia.
Tak layak diriku merayakan ulang tahun ke 67, karena amanah rakyat pejuang negeri hanya ku anggap bualan belaka, ku hanya sibk timbun harta dunia untuk pert ku, tak perlu lah akses jalan, balai kesehatan, dll. di wilayah2 terpencil, enakan anggaranya buat ngisi perut ku aja. salam fukc kemerdekaan.
raja indonesia telah memberikan orasinya semalam menegaskan tentang rancangan anggaran krg lbh 1500 tril, yg skitar 500 tril akan dialpkasian ntuk tiap daerah di wilayah NKRI lht adakah prubhan siksnifikan wilyah2 terpencil? atau suap berkedk anggaran  
E budi bejoe (bejat) 

Ngintip













sesekali ia ngintip dibalik jendela hatinya
kalau-kalau lelaki yang pernah ia lihat di sebuah pertokoan itu
masih berdiri disitu sambil melayani pembeli
dan orang yang datang entah untuk apa,
setiap hari sewaktu ia berjalan melintasi toko itu
ia selalu menyempatkan diri untuk ngintip di balik hati,
dan sebelum mata hatinya bintitan ia telah menyediakan
obat anti gatal jantung ramuan tradisional dari indonesia
ngintip dibalik jendela hati dengan mata hati telah menjadi hobynya sejak usia dini
jauh sebelum soekarno selesai menyelasaikan gelar ir-nya ada yang bilang:
kalau kamu belum pernah merasakan surga di bumi bagaimana kamu bisa merasakan surga di akhirat....

NASKAH 30 MENIT PERPUSTAKAAN ASMARA


(eRWIN_SYAH@Teatermentari.com )

            Awalan:  SETTING PANGGUNG MERUPAKAN RUANGAN SEBUAH PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA YANG MUNGKIN DEKAT DENGAN TANAH KELAHIRAN KITA, WAKTU PERISTIWA SIANG JAM ISTIHARAT TIBA.
(SEORANG AKTOR MASUK DAN SEOLAH SIBUK MEMPERHATIKAN SEKELILING DAN MUNGKIN DIA INGIN MENCARI SEBUAH BUKU YANG  MAU DIA PINJAM KETIKA ITU)
DIBELAKANG LAYAR ADA YANG NGOMONG SETENGAH BERBISIK . Action……Action….Oi…action….!
MAHASISWA: Actiion….action …bapakkamu…!Ini juga sudah mau action, mau action yang bagaimana lagi, suruh aja bapak kamu, dosen kamu, temen-temen kamu yang action, iya, iya, action…!
Maaf…maaf, sewaktu latihan kami memang suka sok action, biasa biar kelihatan produktiv dan kereativ katanya hidup hanya sekali teruslah membaca dan menulis, teruslah melukis dan berlatih dalam peran masing-masing.Tapi itu bukan inti dari semua ini intinya adalah proses dan proses terserah bagaimanacaranya yang penting proses…
Pementasan kali ini mungkin tidak begitu penting untuk di tonton tapi demi kecerian kita semua, mari kita acuhkan dalam-dalam bagaimana para amatiran ini bersusah mudah untuk memainkan hayalan-hayalan dangkal mereka tentang sebuah kebetulan-kebetulan yang mungkin dianggap romantic, kritis, picisan, necis, atau najis…hehehe..
(SAMBIL MELIHAT BUKU-BUKU DI RAK PERPUSTAKAAN, HINGGA IA MENEMUKAN BEBERAPA BUKU YANG MENARIK PERHATIAN UNTUK DI BACA)
Owhh….buku tentang sejarah perang….buku tentang kisah teragis dunia pendidikan dan percintaan 
(SAMBIL MEMBOLAK-BALIK DAN MENIUP DEBU DIKULIT BUKU-BUKU) boleh juga, ini gudang buku apa perpustakaan kokbanyak nyamuk, manaACnya, mana musik menyejuk suasana mana penjaganya yang cantik itu, ah..mungkin lagi makan di kantin atau sedang pergi ketoko pakaian, terserah.
(KEMUDIAN DIA DUDUK MEMBAWA DAN MELETAKKAN BUKU-BUKU YANG DIA PILIH DARI RAK KEATAS MEJA LALU IA NGELUARKAN SEBATANG LILIN UNTUK DINYALAKAN, LAYAKNYA SEORANG KUTU BUKU IA MEMBACA DENGAN ASYIK SERIUS DAN HAMPIR TAK BERGERAK……….TAPI SESEKALI DIA MELIHAT SEKELILING DAN MENGELUARKAN ISI TASNYA DIA MENCATAT ULANG BEBERAPA TEORI KEDALAM BUKU TULISNYA….TAK LAMA KEMUDIAN DATANGLAH SEORANG MAHASISWI YANG BERKACAMATA DAN BERGAYA SIBUK MUNGKIN DIA SEDANG MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR ALIAS SEKRIPSI LALU DUDUK TEPAT DI SAMPING MAHASISWA)
MAHASISWA: (SETELAH AGAK DIAM DAN MEMPERHATIKAN TINGKAH LAKU MAHASISWI TERSEBUT LALU DIA RAGU-RAGU BERBICARA)….Semester akhir atau semester awal, kalau aku lihat kamu anak semester awal cuma datang keperpus agak akhir. Lagi sibukya…jurusan apa emang?.saya banyak kenal anak-anak dari berbagai macamjurusan di kampus ini.
(MAHSISWI MASIH CUEK DAN SEKALI MELIHAT DENGAN SENYUM YANG DIPAKSAKAN LALU MAHASISWA BERDIRI UNTUK MEMILIH LAGI BUKU-BUKU YANG ADA DIRAK…..USAI MEMILIH BUKU-BUKU DIA DUDUK LAGI)
MAHASISWA : (SAMBIL NGEDUMEL DIA NGOMONG) Dasar pencuri, perpus kok gak lengkap bukunya. Kalau saja di perpustakaan ini ada buku-buku tentang peperangan, tentang pendidikan, sejarah percintaan, hukum-hukum, hukum alam jin, hukum alam goib, perdata, perkara, perasaan…hehehe…mana ada hukum tentang perasaan.
(MERASA TERGANGGU MAHASISWI LALU MENYUMPAL TELINGANNYA DENGAN IPOD ATAU HP YANG ADA MUSIKNYA SAMBIL MENIKMATI CEMILAN MAKANAN RINGAN. MERASA MAHASISWA DIABAIKAN DIA MALAH MEMBUKA HALAMAN BUKU YANG ADA PUISI LALU IA MEMBACANYA DENGAN TULUS DAN MENYEDIHKAN SAMBIL DUDUK HINGGA SAMPAI NAIK KE MEJA)
WAJAH KITA
Puisi Hamid Jabbar
Bila kita selalu berkaca setiap saat
Dan di setiap tempat
Maka tergambarlah:
Alangkah bermacamnya
Wajah kita
Yang berderet bagai patung
Di toko mainan di jalan braga:

Wajah kita adalah wajah bulan
Yang purnama dan coreng-moreng
Serta gradakan dan bopeng-bopeng
Wajah kita adalah wajah manusia
Yang bukan lagi manusia
Dan terbenam dalam wayang
Wajah kita adalah wajah rupawan
Yang bersolek menghias lembaran
Kitab suci dan kitab undang-undang
Wajah kita adalah wajah politisi
Yang mengepalkan tangan bersikutan
Menebalkan muka meraih kedudukan
Wajah kita adalah wajah setan
Yang menari bagai bidadari
Merayu kita menyatu onani

Bila kita selalu berkaca dengan kaca
Yang buram tak sempurna
Maka tergambarlah :
Alangkah berperseginya :
Wajah kita
Yang terkadang bagai binatang
Di kota di taman margasatwa:
Wajah kita adalah wajah serigala
Yang mengaum menerkam mangsanya
Dengan buas, lahap dan gairahnya
Wajah kita adalah wajah anjing
Yang mengejar bangkai dan kotoran
Di tong sampah dan selokan-selokan
Wajah kita adalah wajah kuda
Yang berpacu mengelus bayu
Mendenguskan napas-napas napsu
Wajah kita adalah wajah wajah babi
Yang menyeruduk dalam membuta
Menyembah tumpukan harta-benda
Wajah kita adalah wajah buaya
Yang meratap dalam riangnya
Dan tertawa dengan sedihnya

Bila kita selalu berkaca dengan kaca
Yang mengkilap dan rata
Maka tergambarlah :
Alangkah berseadanya
Wajah kita
Yang mendengar segala erang
Berkerendahan hati dan berkelapangan dada:

Wajah kita adalah wajah
Yang kurang tambah
Serta selebihnya
Wajah kita adalah wajah
Yang sujud rebah
Bagi-Nya jua
Wajah kita adalah wajah
Yang bukan wajah
Hanya fatamorgana



MAHASISWI: (SETELAH DIA MEMBUKA HEADSHET DI TELINGANYA LALU DIA BERBICARA )kamu lagin yusun skripsiya?.....
MAHASISWA: (MENGELENG DENGAN NAFAS YANG MASIH NGOS-NGOSAN)
MAHASISWI: Yasudah jangan berisik. Ini perpustakaan bukan kafe, mini bar atau tempat pestifal music, ini perpustakaan. Pake acara baca buku sampai naik-naik keatas meja lagi, gaksopan!..terus terang aja ya, saya ini keganggu sama tingkah kamu yang aneh itu (SAMBIL NGEDUMEL, MEMASANG HEADSHET KETELINGA DAN MENERUSKAN KESIBUKANYA MEMBUKA-BUKA MAKALAH DAN BERBAGAI CONTOH TUGAS AKHIR) bukannya diam, malah kayak monyet (CUEK).
MAHASISWA: (KEMUDIAN IA MENIUP LILIN DAN MENYANYIKAN LAGU ULANG TAHUN MENGENANG KEKASIHNYA, SETAHUN YANG LALU MEREKA PERNAH MERAYAKANYA DI PERPUSTAKAAN YANG SAMA. LALU IA MENGELUARKAN FOTO MATAN KEKASIHNYA DALAM TAS DIA BERBICARA DENGAN NADA SEDIH SAMBIL MEMANDANGI FOTO ITU)selamat ulang tahun sayang, 
(black out)

BY: ERWINSYAH